Opera Jelaga (Sebuah Novel)
Judul: Opera Jelaga (Sebuah Novel)
Penulis: Purwadi Joko Widodo
Penerbit: Hanum Publisher
Cetakan Pertama: 2020
Tebal buku: xii + 124 hlm
Jenis Cover: Softcover
ISBN: 978-623-7725-01-5
Penulis: Purwadi Joko Widodo
Penerbit: Hanum Publisher
Cetakan Pertama: 2020
Tebal buku: xii + 124 hlm
Jenis Cover: Softcover
ISBN: 978-623-7725-01-5
Bukan jelaga yang hitam kelam: novel ini menguak warna-warni dunia politik dan misteri cinta. Cerita seperti lika-liku alur sungai dan bermuara pada sesuatu tak terduga! Singkat, apik, dan memikat! (Kartika Catur Pelita, penulis Perjaka, Balada Orang-Orang Tercinta, Kentut Presiden, dan penulis 700-an cerpen, serta penggiat Akademi Menulis Jepara)
Opera Jelaga merupakan frasa menarik yang menghunuskan interpretasi beragam. Imajinasi awal kita segera tergiring pada glamouritas pentas. Sejurus kemudian, pada gumpulan arang lembut di dapur, yang kita temui pagi hari di penggalan musim. Paduan ini mencoba mengakomodasi kebutuhan kreatif Pak Joko yang terus mencoba bersemangat mempertahankan stamina amunisi kreatifnya. Kita beruntung mendapat suguhan cerita yang beraroma setting lokal. Kepul kearifan yang tidak boleh berhenti kita gali. Semua kelebat bayangan terasa berseliweran di sekitar kita. Kapasitas beliau sebagai orang yang bergelut dengan kompetensi yang dimiliki--menjadikan fiksi ini kuat jajahan realismenya. Terlebih glosarium di bagian akhir, selayaknya menyadarkan kita untuk haus belajar. (Budi Wahyono, pendidik, penulis, dan peminat sastra, tinggal di Semarang)
Seperti biasa, di novelnya kali ini, Pak Joko masih menawarkan langgam khasnya dalam tiga ata kunci: romantisme, idealisme, dan birokrasi. Kali ini, di Opera Jelaga, Pak Joko menghadirkan medan birokrasi Pemda dan KPU (Komisi Pemilihan Umum) sebagai setting cerita utama. Dinamika dalam birokrasi dirajut sedemikian memikat, dipadu dengan cerita idealisme, dan romantika cinta yang mendebarkan. Selamat menikmati! (Badiatul Muchlisin Asti, Direktur Hanum Publisher)
Opera Jelaga merupakan frasa menarik yang menghunuskan interpretasi beragam. Imajinasi awal kita segera tergiring pada glamouritas pentas. Sejurus kemudian, pada gumpulan arang lembut di dapur, yang kita temui pagi hari di penggalan musim. Paduan ini mencoba mengakomodasi kebutuhan kreatif Pak Joko yang terus mencoba bersemangat mempertahankan stamina amunisi kreatifnya. Kita beruntung mendapat suguhan cerita yang beraroma setting lokal. Kepul kearifan yang tidak boleh berhenti kita gali. Semua kelebat bayangan terasa berseliweran di sekitar kita. Kapasitas beliau sebagai orang yang bergelut dengan kompetensi yang dimiliki--menjadikan fiksi ini kuat jajahan realismenya. Terlebih glosarium di bagian akhir, selayaknya menyadarkan kita untuk haus belajar. (Budi Wahyono, pendidik, penulis, dan peminat sastra, tinggal di Semarang)
Seperti biasa, di novelnya kali ini, Pak Joko masih menawarkan langgam khasnya dalam tiga ata kunci: romantisme, idealisme, dan birokrasi. Kali ini, di Opera Jelaga, Pak Joko menghadirkan medan birokrasi Pemda dan KPU (Komisi Pemilihan Umum) sebagai setting cerita utama. Dinamika dalam birokrasi dirajut sedemikian memikat, dipadu dengan cerita idealisme, dan romantika cinta yang mendebarkan. Selamat menikmati! (Badiatul Muchlisin Asti, Direktur Hanum Publisher)
Diskusi